Keju, siapa yang tidak tau makanan yang satu ini, makanan hasil olahan susu ini menjadi salah satu santapan favorit hampir di seluruh dunia. Tapi tahukah kamu kalau keju punya sejarah yang cukup panjang dan sama tuanya dengan peradaban manusia? Kali ini NotWiki akan membahas bagimana sejarah keju dari awal ditemukan sampai sekarang.
Sejarah Keju
Ditemukan secara tak sengaja, keju pertama kali muncul di Timur Tengah, tepatnya di Fertile Crescent sekitar 8000 tahun sebelum Masehi—sebuah era tanpa kerajaan, senjata, atau tulisan. Awal mula era pertanian mendorong para petani zaman Neolitik untuk membudidayakan hewan ternak guna diperoleh daging dan susunya.
Namun, suatu kejadian unik terjadi saat mereka membiarkan susu yang baru diperah terkena sinar matahari untuk beberapa jam. Tak hanya berubah warna, susu tersebut juga mengalami transformasi rasa menjadi asam, dan muncul gumpalan lembut di dasar cairannya.
Meskipun di zaman modern kita tahu bahwa ini terjadi karena asam laktat dalam susu mengakibatkan koagulasi protein dan membentuk gumpalan, petani Neolitik melihatnya sebagai hal yang unik. Mereka mencoba memisahkan cairan susu dan gumpalan lembut di bawahnya, tanpa menyangka bahwa gumpalan tersebut bisa dimakan dan memiliki rasa yang lezat. Gumpalan inilah yang kemudian menjadi dasar dalam proses pembuatan keju yang kita kenal saat ini.
Penemuan keju memberikan manfaat yang sangat banyak bagi petani neolitik, terutama dalam hal bertahan hidup. Susu yang kaya akan protein, lemak, dan mineral sayangnya juga mengandung laktosa, kandungan yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan manusia. Namun disisi lain, keju memiliki manfaat yang sama baiknya dengan susu namun rendah laktosa sehingga membuatnya menjadi komoditas yang berharga saat itu.
Disamping itu keju juga dapat disimpan untuk waktu yang lama membuatnya menjadi sumber makanan yang sangat berharga di masa kekeringan atau musim dingin.
Pada akhir zaman perunggu, keju sudah menjadi komoditas standar perdagangan maritim di timur mediterania. Bahkan jauh di seberangnya tepatnya di mesopotamia, keju sudah menjadi bagian dari kuliner dan upacara keagamaan.
Seni membuat keju pun akhirnya tersebar ke seluruh dunia, yang membuat bertambahnya varian keju dengan rasa lokal dimana keju itu dibuat. Misalnya bangsa nomaden Mongolia yang menggunakan susu dari Yak untuk membuat keju bertekstur keras yang disebut Byaslag atau bangsa mesir yang membuat keju serupa dari susu kambing.
Perkembangan Keju Di Seluruh Dunia
Jauh ke Asia Selatan, susu lebih banyak dikoagulasi dengan banyak jenis makanan lain seperti jus lemon, vinegar dan yogurt yang kemudian digantung menjadi olahan paneer. Olahan keju yang satu ini bisa ditambahkan dalam kari atau hanya digoreng menjadi makanan vegetarian.
Di eropa orang-orang yunani tepatnya di Sisilia mulai membuat olahan keju feta asin berbentuk seperti bata, serta jenis keju yang lebih keras yang mirip keju pecorino saat ini. Di bawah kekuasaan bangsa Romawi, “keju kering” atau “caseus aridus” menjadi bahan makanan penting untuk 500.000 prajurit yang menjaga perbatasan kerajaan romawi yang luas.
Setelah romawi barat runtuh pun, pembuatan keju terus berkembang, di pedesaan di biara-biara Benediktin yang tersebar di seluruh Eropa, pendeta-pendeta era pertengahan terus bereksperimen dengan beragam jenis susu. Karena hasil kerja mereka lah kita mengenal keju seperti Parmesan, Roquefort, Munster, dan beberapa jenis keju Swiss semuanya diolah dan disempurnakan oleh para pendeta pembuat keju ini.
Di Alpen, pembuatan keju menjadi sangat sukses dan menguntungkan sehingga membuat negara tetangga mereka menginvasi untuk merebut wilayah Gruyere dan mengambil alih perdagangan keju. Keju pun tetap populer selama masa Renaisans hingga masa revolusi industri yang membuat keju tidak lagi dibuat di biara namun berpindah ke pabrik.
Keju Saat Ini
Pada masa sekarang, kira-kira 22 milyar kilogram keju dihasilkan diseluruh dunia setiap tahunnya untuk dikonsumsi. Lebih dari 10.000 tahun setelah ditemukan, keju tetap menjadi bahan makanan yang tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Tentunya kita juga harus berterima kasih kepada para pengembang keju diseluruh dunia sehingga kita bisa menikmati beragam jenis keju seperti sekarang.